Kamis, 19 Desember 2013

CAIRAN TUBUH

MAKALAH
CAIRAN TUBUH
Mata Kuliah Patologi Klinik


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AJARAN 2013/2014


Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1.      DIDING PAUJI                             (09155)
2.      CHATARINA INDAH PURANTI (09116)
3.      TIRZA LONGKUTOY                  (09132)
4.      NURUL SETYO W                       (09145) 

MAKALAH TENTANG CAIRAN TUBUH

PENDAHULUAN

Dasar Teori
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria.
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya pendarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ± 2300 cc. jumlah air yang paling banyak keluar dari eksresi ginjal (berupa urine), sebanyak ± 1500 cc/hari pada orang dewasa. Hali ini dihubungkan dengan banyaknya asupan melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur dan sering dilakukan dalam praktis klinis. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehigga sulit untuk diukur. Pada kasus ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc/hari, diperlukan adanya perhatian khusus.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, demam, keringat dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. Kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan:
1.      Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudoan diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekresi berupa urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, receptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
2.      Keringat
Terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3.      Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml/hari.

Cairan nutrient terdiri atas:
1.      Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose).
2.      Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3.      Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.

Blood Volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.

PEMBAHASAN
1.      Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat tertentu). Cairan masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, an cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh ke seluruh bagian tubuh.
2.      Fungsi Cairan Tubuh
-          Mengatur suhu tubuh
-          Melancarkan peredaran darah
-          Membuang racun dan sisa makanan
-          Menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
-          Untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
-          Melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot
-          Sebagai pemulihan penyakit., yaitu untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang
3.      Jenis Cairan Tubuh
1.      Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter. Cairan nutrien terdiri atas:
-          Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar (1/2 dextrose dan ½ levulose).
-          Asam amino, contoh: amigen, aminosol, dan travamin
-          Lemak, contoh: lipomul dan liposyn
2.      Blood volume expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Jenis blood volume expanders lain : human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
4.      Masalah Kebutuhan Cairan
1.      Hipovolume atau Dehidrasi
Istilah dehidrasi sering digunakan secara tidak benar oleh ahli kanker. Dehidrasi selalu disertai dengan hipernatremia dan ditandai kehilangan volume intraseluler sekunder untuk hiperosmolalitas ekstraseluler. Situasi klinis yang lebih umum adalah hipovolemia, yang dapat terjadi pada hypponatremic, hypernatremic atau eunatremic.
Kekurangan cairan external terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangancairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Pengosongan cairan itu terjadi pada pasien diare dan muntah.
Ada tiga macam kekurangan volum cairan eksternal, yaitu :
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit.
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air.
            Macam dehidrasi berdasarkan  derajatnya :
a.       Dehidrasi berat, dengan ciri – ciri :
-          Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt
-          Kehilangan cairan mencapai > 10%     BB
-          Serum natrium mencapai 159 - 166 mEq / lt
b.      Dehidrasi sedang, dengan ciri – ciri :
-          Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10 % BB
-          Serum natrium mencapai 152 – 158 mEq / lt
-          Mata cekung
c.       Dehidrasi ringan, dengan ciri – ciri :
-          Kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt

Status hidrasi dinyatakan sebagai persen air tubuh total dibagi dengan berat. Dehidrasi parah mempengaruhi fungsi kognitif terutama melalui hyperfusion otak akibat hipovolemia. menurut model yang diajukan oleh Wilson dan Morley, konsekuensi klinis yang dihasilkan dari berbagai tingkat dehidrasi termasuk kecemasan, serangan panik, halusinasi, delusi, mengantuk, tidak sadar, psikosis.
2.      Hipervolume atau Overdehidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan pada interstisial). Pitting edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah ditekan pada daeerah yang bengkak, hak ini disebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan melalui tittik tekan. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairab ekstrasel, tetapi seiring karena infeksi dan trauma yang menyebabkan membekunya cairab pada  permukaan jaringan.  
Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites, kelopak mata  membengkak, suara napas ronnchi basah, penambahan berat badan secara tidak normal / sangat cepat, dan nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan tetepi menurun bila kelebihan cairan akut.
Edema anasarka adalah edema yang terdapat di seluruh tubuh. Peningkatan tekanan hidrostatik yang sangat besar menekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler baru sehingga menyebabkan edema paru, dan dapat mengakibatkan kematian .
Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk, dan adanya suara napas ronnchi basah. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung sehingga dapat mengakibatkan penekanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru.
5.      Asuhan Keperawatan
·         Untuk kasus hipovolemia adalah dirawat oleh rehidrasi dengan larutan natrium yang tepat, kemudian evaluasi klinis sesuai tanda dan gejala , serta pengujian laboratorium, akan memungkinkan diagnosis cepat dan pengobatan yang tepat.
·         Untuk kasus dengan edema paru, perawat harus melakukan observasi secara cermat bila memberikan cairan intravena pada pasien yang mempunyai masalah jantung, sebab kelebihan cairan pada kapiler paru terutama pada anak / bayi dan orang tua dapat membahayakan. Pada pasien tua, elastisitas pembuluh darah menurun dan hanya mampu menampung sedikit cairan. Kelebihan cairan ekstrasel dihubungkan denga gagal jantung, sirosis hati dan kelainan ginjal. Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites, kelopak mata  membengkak, suara napas ronnchi basah, penambahan berat badan secara tidak normal / sangat cepat, dan nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan tetepi menurun bila kelebihan cairan akut.

Daftar Pustaka

IGI
1.       Berk,Lawrence.MD,PhD.,Rana,Sharon,PhD.2006.”Hypovolemia and Dehydration
in the Oncology Patient”.The Journal Of Supportive Oncology.Volume4

2.      Agro,Felice E, MD.2013.Body Fluid Management.Rome: University School of Medicine Campus Bio-Medico of Rome

3.      Hidayat,A.Aziz Alimul.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Jilid 1.Jakarta:Salemba Medika.

Menyusuri Kota Hantu Helltown di Ohio

Menyusuri Kota Hantu Helltown di Ohio
Neomisteri – Berbagai kisah seram menyelimuti desa Helltown yang terletak di Boston, Ohio. Menyusul keberadaan rumah-rumah kosong yang dibebaskan oleh pemerintah setempat karena daerah tersebut akan dijadikan taman nasional Cuyahoga Valley National Park.
Desa Helltown berdiri sejak 1806 dan berkembang hingga tahun 1974. Namun pemerintah kota berencana membuat sebuah taman nasional di daerah ini. Untuk merealisasikan rencana tersebut, sejumlah rumah penduduk di desa ini dibeli pemerintah kota.
Desa Hantu, Helltown 2
Selanjutnya, rumah-rumah tersebut rencananya akan dihancukan. Namun beberapa rumah kosong tersebut masih tetap berdiri hingga saat ini, belum juga dilakukan pembongkaran. Desa mati dan keberadaan bangunan tanpa penghuni membuat suasana desa ini menyeramkan.

Ada banyak legenda dan kisah angker yang menyelimuti Helltown. Yang paling populer adalah sebuah areal pemakaman umum Boston yang terletak di daerah tersebut. Warga sekitar banyak yang mengaku melihat penampakan hantu di lokasi tersebut.
Ada pula jembatan Boston Mills. Sejumlah pengendara yang melintas di jembatan itu kerap mendengar anak kecil menangis. Lokasi angker lainnya di Helltown adalah jalan Stanford Road yang dijuluki “Jalan menuju neraka” karena dianggap jalur maut karena turunan tajam dan bukit yang curam.
Selain kisah hantu, daerah ini juga dipercaya kerap dijadikan lokasi oleh sejumlah sekte tertentu melakukan ritual aneh. Sejumlah warga yang melintas di daerah ini mengaku pernah coba dihentikan oleh sosok bertudung hitam yang menghalangi jalan.
Helltown juga dipercaya tempat persembunyian para pasien rumah sakit jiwa. Mereka kerap menjelajahi hutan pada malam hari untuk mencari korban.

Sumber

Menangkal Serangan Santet dengan Ilmu Fisika


Santet, teluh ataupun sihir bukanlah fenomena yang asing di Indonesia. Meski masih diselimuti misteri, tapi beberapa masyarakat Indonesia meyakini serangan ilmu hitam seperti santet benar-benar ada.

Santet adalah ilmu hitam yang digunakan untuk mencelakai seseorang dari jarak jauh. Biasanya serangan dilakukan dengan medium yang berbeda-beda, seperti menggunakan boneka, kembang aneka rupa atau atribut sesajian lainnya.

Santet biasanya dilakukan oleh seseorang yang sudah mendalami ilmu hitam dan mendapat perintah dari seseorang yang memiliki dendam kepada orang lain. Orang yang menjadi sasaran santet biasanya akan menjadi cacat atau bahkan meninggal dunia.

Dalam kepercayaan masyarakat pasundan, Santet lebih dikenal dengan nama teluh. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan nama Ainun Saqhiroh yang bisa diartikan sesuatu yang bergerak cepat dan menyilaukan mata.

Ilmu santet bukan hanya dikenal masyarakat Indonesia saja. Di belahan dunia lain, ada juga kepercayaan tentang ilmu sihir atau serangan santet yang tentunya memiliki nama yang beragam. Seperti di Afrika yang lebih dikenal dengan nama Voodo.

Voodo diketahui juga sejenis dengan ilmu santet. Serangan Voodo biasanya dilakukan dengan boneka yang menjadi medium seseorang mencelakai orang yang dituju. Bagaimana jarum yang ditusuk ke boneka, sakitnya bisa dirasakan oleh orang yang dituju.

Misteri yang masih menyelubungi membuat masyarakat cukup kesulitan untuk mencari penangkalnya. Namun banyak yang percaya ilmu santet tidak jauh bedanya dengan aktifitas energi di alam semesta yang bisa ditelaah secara ilmu fisika.

Alasan energi serangan santet bisa berwujud paku, kawat dan lainnya ternyata bisa dijelaskan melalui proses materialisasi energi. Sehingga ilmu santet diyakini bisa ditangkal jika kita memahami ilmu santet secara ilmu fisika.

Ilmu santet ataupun makhluk halus diketahui merupakan energi yang bermuatan negatif (-). Begitupula dengan bumi yang juga memiliki muatan negatif (-). Rumus C Coulomb menyatakan muatan yang selaras akan saling menolak. Sebaliknya, muatan yang tidak selaras akan tarik menarik.

F = K * ((Q1*Q2)/R^2)
F = Gaya tarik menarik
K = Konstanta
Q1, Q2 = Muatan
R = Jarak

Karena sama-sama memiliki muatan negatif, makhluk halus tidak menyentuh bumi. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang pernah melihat sosok hantu, mengatakan jika sosok ghaib yang mereka lihat tidak menapakkan kaki di bumi.

Begitupula halnya dengan ilmu santet. Karena bermuatan negatif (-), salah satu cara menangkal serangan ilmu santet adalah dengan tidur langsung menyentuh bumi. Ini menyebabkan santet kesulitan menyerang orang yang dituju karena tertolak muatan negatif (-) bumi.

Santet diketahui bergerak minimal sekitar 50 cm di atas permukaan tanah. Maka bila seseorang tidur di atas lantai (boleh menggunakan alas tidur/kasur setinggi 15 cm), diyakini tidak mungkin terkena serangam santet.

Cara menangkal lainnya dengan menggunakan rumus C Coulomb adalah dengan menanam pohon atau tanaman yang memiliki muatan negatif (-). Seperti pohon kelor dan bambu kuning. Biasanya pohon yang bermuatan negatif (-), akarnya tidak terlalu kuat mencengkram tanah.

Berbeda halnya dengan pohon atau tanaman yang memiliki muatan positif (+) semacam beringin, kemuning, alas randu dan pohon asem. Daya tarik menarik antara muatan negatif (-)makhluk halus dan muatan positif (+) pohon-pohon jenis tersebut membuatnya sering dijadikan tempat tinggal para makhluk halus.

Rabu, 18 Desember 2013

Hepatitis A, B, C, D, E, Apa Bedanya?

Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver atau hati. Hepatitis adalah penyakit berbahaya karena menyerang hati, yang merupakan organ penting dengan ratusan fungsi.
Ada lima virus penyebab hepatitis, yang diberi nama hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Walaupun kelima virus tersebut dapat menghasilkan gejala yang mirip dan memiliki efek yang sama, masing-masing memiliki keunikan dalam cara penularan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, “akut” atau “kronis”. Penyakit akut mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam beberapa minggu tanpa efek berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-kadang seumur hidup seseorang.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah.
Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.
Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.

Hepatitis B

Pemberian Vaksin Hepatitis B
Pada bayi:
-Vaksinasi I: baru lahir s.d. 2 bulan
-Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan
-Vaksinasi III: usia 6 s.d. 18 bulan
Pada orang dewasa:
Pada usia 18 tahun atau lebih, terutama untuk pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan, pasien HIV, pasien liver kronis, dll. Vaksin diberikan 3 kali dalam 6 bulan, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2, dan 4.
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.
Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.

Hepatitis C

Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.

Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.

Selasa, 17 Desember 2013

Hepar

1.       Anatomi Hepar
Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dengan berat sekitar 1,2-1,5 kg atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hepar terletak pada bagiankanan atas cavum abdomen, menempati hampir seluruh hipokondrium kanan,sebagian besar epigastrium, dan mencapai hipokondrium kiri sampai sejauh lineamamaria.
Hepar mempunyai 2 lobus utama, yaitu lobus dekstra yang dibagi menjadisegmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis dextra dan juga lobussinistra yang dibagi oleh lig. falciforme menjadi segmen medial dan lateral. Lobusdekstra, terletak di regio hipokondrium kanan, lebih besar dibandingkan lobussinistra. Lobus sinistra terletak di regio epigastrik dan hipokondrium kiri.
Daerah hillus merupakan tempat masuknya vena porta dan arteria hepatika propria, juga tempat keluarnya duktus hepatikus kanan dan kiri. Hepar mendapatkan banyak sekali darah dari vena porta (+ 75%) dan melalui arteriahepatika propria (+ 25%). Cabang kanan dari vena porta masuk ke lobus dextra,sedangkan cabang kiri membentuk cabang ke lobus kaudatus, kemudianmemasuki lobus kiri hepar. Vena porta mendapat aliran darah balik dari venalienalis, vena mesenterika superior, vena gastrika, vena pilorika, vena cystika dan venae parumbilikales. Vena mesenterika superior mendapat aliran darah balik dariileum terminale, caecum, colon ascenden dan colon transversum.
Hepar difiksasi oleh lig. coronarium dan lig. triangular yang melekat padadiafragma serta oleh jaringan ikat pada area nuda hepar bersama dengan perlekatan dengan vena cava inferior oleh jaringan ikat dan vena hepatika dapatmenahan bagian posterior hepar. Lig. falciforme berperan untuk membatasigerakan hepar ke lateral. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat padat yangdisebut sebagai kapsula Gibson, yang meliputi permukaan seluruh organ, bagian paling tebal dari kapsula ini terdapat porta hepatis membentuk rangka untuk cabang vena porta, a. Hepatika, dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fisura pada hepar tempat masuknya vena porta dan a.hepatika serta tempat keluarnyaduktus hepatika.
2.       Fisiologi Hepar
Hepar adalah organ yang paling rumit, dan paling banyak fungsinya.Hepar sangat penting untuk mempertahankan fungsi hidup dan berperan dalamhampir setiap metabolisme tubuh dan bertanggung jawab atas >500 aktivitas berbeda. Hepar mempunyai kemampuan regenerasi yang besar dan cepat. Hepar hanya membutuhkan 10-20 % jaringan yang berfungsi untuk tetap bertahan dan proses regenerasi akan lengkap dalam waktu 4-5 minggu.  Kerusakan total atau pengangkatan hepar menyebabkan kematian dalam waktu <10 jam.
      Fungsi utama hepar adalah membentuk dan mengekskresi empedu. Hepar menyekresi sekitar 500-1000 ml empedu setiap hari. Hepar juga berperan pentingdalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Semua protein plasma(kecuali gama globulin) disintesis oleh hepar. Protein tersebut antara lain albumin, protrombin, dan faktor pembekuan lainnya. Selain itu sebagian besar degradasiasam amino dimulai dalam hepar melalui proses deaminasi. Hepar jugamempunyai fungsi lain, yaitu penimbunan vitamin, besi, tembaga, konjugasi,ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen daneksogen. Fungsi detoksifikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim hepar melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat yang dapat berbahaya danmengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.
3.       Histologi Hepar
Lobulus hepar adalah unit struktural utama hepar yang dikelilingi jaringanikat portal/interlobular yang merupakan lanjutan dari kapsula. Lobulus hepar dipisahkan oleh jaringan pengikat dan pembuluh-pembuluh darah. Pembuluhdarah terdapat pada pertemuan sudut-sudut poligonal/heksagonal yang berbentuk segitiga yang disebut sebagai area portal atau trigonum Kiernan. Pada area initerdapat saluran-saluran, disebut daerah portal, yang terdiri dari cabang arteriahepatika, cabang vena porta, dan duktus biliaris, serta ditambah pembuluh limfe,yang berada diantara jaringan ikat interlobularis.
Lobulus hepar secara makroskopis tampak sebagai silinder/prisma yangtak teratur dengan ukuran 1mmx2mm dan jumlah seluruhnya +/- 1juta. Pada potongan melintang tampak secara kasar mempunyai 6 sudut (heksagonal) denganukuran yang bervariasi. Terdiri dari lempengan/deretan sel-sel parenkim hepar yang tersusun radier yang saling berhubungan dan bercabang membentuk anyaman tiga dimensi dengan pusat pembuluh kecil ditengahnya yaitu venasentralis, dan dipisahkan oleh celah yang disebut sinusoid hepar. Daerah portaltersusun sedemikian rupa sehingga seakan-akan membatasi lobulus hepar. Daerahini juga disebut sebagai lobulus klasik hepar. Lobulus klasik yang berbentuk  prisma heksagonal merupakan unit struktural anatomis terkecil dari hepar.
Unit fungsional utama dari hepar dinamakan sebagai lobulus portal.Lobulus portal dibatasi oleh 3 vena sentralis berbeda yang dikelompokkan sekitar sumbu duktus biliaris interlobuler. Lobulus portal terdiri atas bagian-bagian dari 3lobulus klasik yang berdekatan yang melepaskan sekret kedalam duktus biliarisinterlobularis (sebagai pusatnya).
Kerusakan hepar biasanya berhubungan dengan perdarahannya dan suatususunan unit yang lebih kecil yaitu asinus hepar, merupakan konsep terbaru dariunit fungsional hepar terkecil. Unit ini terdiri atas sejumlah parenkim hepar yangterletak di antara 2 vena sentralis dan mempunyai cabang terminal arteriahepatika, vena porta dan sistem duktuli biliaris sebagai sumbunya. Jadi suatuasinus hepar memperoleh darah dari cabang akhir arteria hepatika dan vena porta,serta mengeluarkan hasil sekresi eksokrin kedalam duktuli biliaris.
Hepatosit tersusun dalam rangkaian lempeng-lempeng yang secara radial bermula dari tepi lobulus klasik menuju ke vena sentralis sebagai pusatnya. Tebal lempeng biasanya hanya satu sel, kecuali pada tempat-tempat anastomosis dan percabangan. Hepatosit merupakan sel berbentuk polihedral, mempunyai permukaan 6 atau lebih, dengan membran sel yang jelas, inti bulat di tengah. Selyang besar dengan inti besar atau inti 2 dapat ditemukan karena terjadi mitosis.Sitoplasma eosinofilik, karena banyaknya mitokondria dan retikulum endoplasmahalus. Di dalam sitoplasmanya terdapat lisosom, peroksisom (mikrobodies), butir- butir glikogen (pengecatan khusus) serta tetes lemak (terutama setelah puasa ataumakan makanan banyak lemak).
Sel Kupffer juga terdapat dalam sinusoid yang merupakan sel fagosit/makrofag. Sel ini mempunyai inti yang lebih besar dibandingkan sel endotel.Sitoplasmanya lebih banyak dengan cabang-cabangnya yang meluas atau bahkanmelintang didalam ruang sinusoid. Sel ini berfungsi untuk memfagosit eritrosittua, memakan hemoglobin dan mensekresi protein yang berkaitan dengan prosesimunologik (sitokin). Sel ini dapat membersihkan darah dari basili kolon, yang berhasil memasuki darah portal selama peredarannya melalui usus, dengan sangatefisien sewaktu darah melewati sinus. Bila satu bakteri berhubungan dengan selKupffer, dalam waktu kurang dari 0,01 detik bakteri akan masuk menembusdinding sel Kupffer dan menetap permanen didalam sampai bakteri tersebutdicernakan. Mungkin tidak lebih dari 1% bakteri yang masuk ke darah porta dariusus berhasil melewati hepar ke dalam sirkulasi sistemik. Sel Kupffer akan bertambah jumlahnya bila diperlukan, mungkin melalui diferensiasi sel endotelyang lebih primitif.
Celah Disse (perisinusoid) memiliki sel stellata atau sel penimbun lemak (liposit). Sel ini diduga mampu berdiferensiasi menjadi fibroblas yang ada didalam lobulus.
Pendarahan lobulus hepar adalah melalui sinusoid yang membentuk  jalajala yang luas di antara lempengan sel-sel hepar. Dinding sinusoid dilapisioleh selapis sel endotel yang tidak kontinyu (mempunyai pori-pori). Celah yang memisahkan antara sel-sel endotel dengan hepatosit disebut sebagai celah/spasiumDisse, yang berisi mikrovili dari hepatosit.Suplai darah di hepar berasal dari vena porta dan arteria hepatika propriadengan aliran darah sebagai berikut :
a.       Vena porta bercabang-cabang sampai ke venula kecil yang ada di area portalkemudian bercabang menjadi venula penyalur yang berjalan di sekitar tepilobulus, ujung kecilnya menembus dinding hepatosit menuju sinusoid. Sinusoid berjalan radier dan berkumpul di tengah lobulus membentuk vena sentralis/venasentrolobularis, di basis lobulus bersatu dalam vena sublobularis, bersatumembentuk vena hepatika kemudian menuju vena cava inferior. Vena portamembawa darah dari limpa dan usus yang membawa bahan-bahan yang telahdiserap oleh usus (aliran darah fungsional), kecuali lemak (kilomikron) yangdibawa lewat pembuluh limfe.
b.       Arteria hepatika bercabang-cabang membentuk arteria interlobularis, sebagianmendarahi struktur portal dan lainnya berakhir langsung di sinusoid (aliran darahnutritif).



Followers