Kamis, 19 Desember 2013

CAIRAN TUBUH

MAKALAH
CAIRAN TUBUH
Mata Kuliah Patologi Klinik


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AJARAN 2013/2014


Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1.      DIDING PAUJI                             (09155)
2.      CHATARINA INDAH PURANTI (09116)
3.      TIRZA LONGKUTOY                  (09132)
4.      NURUL SETYO W                       (09145) 

MAKALAH TENTANG CAIRAN TUBUH

PENDAHULUAN

Dasar Teori
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria.
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya pendarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ± 2300 cc. jumlah air yang paling banyak keluar dari eksresi ginjal (berupa urine), sebanyak ± 1500 cc/hari pada orang dewasa. Hali ini dihubungkan dengan banyaknya asupan melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur dan sering dilakukan dalam praktis klinis. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehigga sulit untuk diukur. Pada kasus ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc/hari, diperlukan adanya perhatian khusus.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, demam, keringat dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. Kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan:
1.      Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudoan diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekresi berupa urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, receptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
2.      Keringat
Terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3.      Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml/hari.

Cairan nutrient terdiri atas:
1.      Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose).
2.      Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3.      Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.

Blood Volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.

PEMBAHASAN
1.      Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat tertentu). Cairan masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, an cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh ke seluruh bagian tubuh.
2.      Fungsi Cairan Tubuh
-          Mengatur suhu tubuh
-          Melancarkan peredaran darah
-          Membuang racun dan sisa makanan
-          Menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
-          Untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
-          Melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot
-          Sebagai pemulihan penyakit., yaitu untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang
3.      Jenis Cairan Tubuh
1.      Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter. Cairan nutrien terdiri atas:
-          Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar (1/2 dextrose dan ½ levulose).
-          Asam amino, contoh: amigen, aminosol, dan travamin
-          Lemak, contoh: lipomul dan liposyn
2.      Blood volume expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Jenis blood volume expanders lain : human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
4.      Masalah Kebutuhan Cairan
1.      Hipovolume atau Dehidrasi
Istilah dehidrasi sering digunakan secara tidak benar oleh ahli kanker. Dehidrasi selalu disertai dengan hipernatremia dan ditandai kehilangan volume intraseluler sekunder untuk hiperosmolalitas ekstraseluler. Situasi klinis yang lebih umum adalah hipovolemia, yang dapat terjadi pada hypponatremic, hypernatremic atau eunatremic.
Kekurangan cairan external terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangancairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Pengosongan cairan itu terjadi pada pasien diare dan muntah.
Ada tiga macam kekurangan volum cairan eksternal, yaitu :
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit.
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air.
            Macam dehidrasi berdasarkan  derajatnya :
a.       Dehidrasi berat, dengan ciri – ciri :
-          Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt
-          Kehilangan cairan mencapai > 10%     BB
-          Serum natrium mencapai 159 - 166 mEq / lt
b.      Dehidrasi sedang, dengan ciri – ciri :
-          Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10 % BB
-          Serum natrium mencapai 152 – 158 mEq / lt
-          Mata cekung
c.       Dehidrasi ringan, dengan ciri – ciri :
-          Kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt

Status hidrasi dinyatakan sebagai persen air tubuh total dibagi dengan berat. Dehidrasi parah mempengaruhi fungsi kognitif terutama melalui hyperfusion otak akibat hipovolemia. menurut model yang diajukan oleh Wilson dan Morley, konsekuensi klinis yang dihasilkan dari berbagai tingkat dehidrasi termasuk kecemasan, serangan panik, halusinasi, delusi, mengantuk, tidak sadar, psikosis.
2.      Hipervolume atau Overdehidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan pada interstisial). Pitting edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah ditekan pada daeerah yang bengkak, hak ini disebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan melalui tittik tekan. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairab ekstrasel, tetapi seiring karena infeksi dan trauma yang menyebabkan membekunya cairab pada  permukaan jaringan.  
Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites, kelopak mata  membengkak, suara napas ronnchi basah, penambahan berat badan secara tidak normal / sangat cepat, dan nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan tetepi menurun bila kelebihan cairan akut.
Edema anasarka adalah edema yang terdapat di seluruh tubuh. Peningkatan tekanan hidrostatik yang sangat besar menekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler baru sehingga menyebabkan edema paru, dan dapat mengakibatkan kematian .
Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk, dan adanya suara napas ronnchi basah. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung sehingga dapat mengakibatkan penekanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru.
5.      Asuhan Keperawatan
·         Untuk kasus hipovolemia adalah dirawat oleh rehidrasi dengan larutan natrium yang tepat, kemudian evaluasi klinis sesuai tanda dan gejala , serta pengujian laboratorium, akan memungkinkan diagnosis cepat dan pengobatan yang tepat.
·         Untuk kasus dengan edema paru, perawat harus melakukan observasi secara cermat bila memberikan cairan intravena pada pasien yang mempunyai masalah jantung, sebab kelebihan cairan pada kapiler paru terutama pada anak / bayi dan orang tua dapat membahayakan. Pada pasien tua, elastisitas pembuluh darah menurun dan hanya mampu menampung sedikit cairan. Kelebihan cairan ekstrasel dihubungkan denga gagal jantung, sirosis hati dan kelainan ginjal. Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites, kelopak mata  membengkak, suara napas ronnchi basah, penambahan berat badan secara tidak normal / sangat cepat, dan nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan tetepi menurun bila kelebihan cairan akut.

Daftar Pustaka

IGI
1.       Berk,Lawrence.MD,PhD.,Rana,Sharon,PhD.2006.”Hypovolemia and Dehydration
in the Oncology Patient”.The Journal Of Supportive Oncology.Volume4

2.      Agro,Felice E, MD.2013.Body Fluid Management.Rome: University School of Medicine Campus Bio-Medico of Rome

3.      Hidayat,A.Aziz Alimul.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Jilid 1.Jakarta:Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers