MAKALAH
CAIRAN TUBUH
Mata Kuliah Patologi Klinik
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AJARAN 2013/2014
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1. DIDING PAUJI (09155)
2. CHATARINA INDAH PURANTI (09116)
3. TIRZA LONGKUTOY (09132)
4. NURUL SETYO W (09145)
MAKALAH TENTANG CAIRAN TUBUH
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Kebutuhan cairan
merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.
Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total
berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari
total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan
tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding
pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding
pada pria.
Keseimbangan
cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk
dan jumlah cairan yang keluar.
Asupan (intake)
cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Asupan
cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan
mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan
rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila
terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau
adanya pendarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan darah.
Pengeluaran
(output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang
dewasa, dalam kondisi normal adalah ± 2300 cc. jumlah air yang paling banyak
keluar dari eksresi ginjal (berupa urine), sebanyak ± 1500 cc/hari pada orang
dewasa. Hali ini dihubungkan dengan banyaknya asupan melalui mulut. Asupan air
melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur dan sering
dilakukan dalam praktis klinis. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui
kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran
cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat
diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah
pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehigga sulit untuk diukur.
Pada kasus ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc/hari,
diperlukan adanya perhatian khusus.
Pasien dengan
ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan
pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan,
demam, keringat dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara
berlebihan. Kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan cairan secara
berlebihan adalah muntah secara terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan:
1.
Urine
Pembentukan
urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung
kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan
dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudoan
diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekresi berupa urine. Jika terjadi
penurunan volume dalam sirkulasi darah, receptor atrium jantung kiri dan kanan
akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan kembali ke
ginjal dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
2.
Keringat
Terbentuk bila
tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung
garam, urea, asam laktat dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar
akan mempengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3.
Feses
Feses yang
keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui
feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan
yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh
menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100
ml/hari.
Cairan nutrient terdiri atas:
1.
Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose
(fruktosa), invert sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose).
2.
Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3.
Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
Blood Volume
Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume
pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah
sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka
pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan
luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah
luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood
volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan
konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga
secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat tertentu). Cairan masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, an cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh tubuh.
Keseimbangan cairan berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh ke
seluruh bagian tubuh.
2.
Fungsi Cairan Tubuh
-
Mengatur
suhu tubuh
-
Melancarkan
peredaran darah
-
Membuang
racun dan sisa makanan
-
Menjaga
kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
-
Untuk
mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
-
Melindungi
dan melumasi gerakan pada sendi dan otot
-
Sebagai
pemulihan penyakit., yaitu untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang
3.
Jenis Cairan Tubuh
1.
Cairan
nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen, dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang
terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter.
Cairan nutrien terdiri atas:
-
Karbohidrat
dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar (1/2
dextrose dan ½ levulose).
-
Asam amino,
contoh: amigen, aminosol, dan travamin
-
Lemak,
contoh: lipomul dan liposyn
2.
Blood volume
expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume
pembuluh darah setelah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan
darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka
pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Jenis blood volume
expanders lain : human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang
berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung
dapat meningkatkan jumlah volume darah.
4.
Masalah Kebutuhan Cairan
1.
Hipovolume
atau Dehidrasi
Istilah dehidrasi
sering digunakan secara tidak benar
oleh ahli kanker. Dehidrasi selalu disertai dengan hipernatremia dan ditandai kehilangan volume intraseluler sekunder untuk hiperosmolalitas ekstraseluler. Situasi klinis yang lebih umum adalah hipovolemia, yang dapat terjadi pada hypponatremic, hypernatremic atau eunatremic.
Kekurangan cairan external terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangancairan tubuh dengan
mengosongkan cairan vaskuler. Pengosongan cairan itu terjadi pada pasien diare
dan muntah.
Ada tiga
macam kekurangan volum cairan eksternal, yaitu :
a.
Dehidrasi
isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara
seimbang.
b.
Dehidrasi
hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit.
c.
Dehidrasi
hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air.
Macam
dehidrasi berdasarkan derajatnya :
a.
Dehidrasi
berat, dengan ciri – ciri :
-
Pengeluaran
/ kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt
-
Kehilangan
cairan mencapai > 10% BB
-
Serum
natrium mencapai 159 - 166 mEq / lt
b.
Dehidrasi
sedang, dengan ciri – ciri :
-
Kehilangan
cairan 2-4 lt atau antara 5-10 % BB
-
Serum
natrium mencapai 152 – 158 mEq / lt
-
Mata cekung
c.
Dehidrasi
ringan, dengan ciri – ciri :
-
Kehilangan
cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt
Status
hidrasi dinyatakan sebagai persen air tubuh total dibagi dengan berat. Dehidrasi parah mempengaruhi
fungsi kognitif terutama melalui
hyperfusion otak akibat
hipovolemia. menurut model yang
diajukan oleh Wilson dan Morley, konsekuensi klinis yang dihasilkan dari berbagai tingkat dehidrasi termasuk kecemasan, serangan panik, halusinasi, delusi, mengantuk, tidak sadar, psikosis.
2.
Hipervolume
atau Overdehidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu
hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan pada interstisial).
Pitting edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah
ditekan pada daeerah yang bengkak, hak ini disebabkan oleh perpindahan cairan
ke jaringan melalui tittik tekan. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda
kelebihan cairab ekstrasel, tetapi seiring karena infeksi dan trauma yang
menyebabkan membekunya cairab pada
permukaan jaringan.
Pada
kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer
(pitting edema), asites, kelopak mata
membengkak, suara napas ronnchi basah, penambahan berat badan secara
tidak normal / sangat cepat, dan nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan
tetepi menurun bila kelebihan cairan akut.
Edema
anasarka adalah edema yang terdapat di seluruh tubuh. Peningkatan tekanan
hidrostatik yang sangat besar menekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler
baru sehingga menyebabkan edema paru, dan dapat mengakibatkan kematian .
Manifestasi
edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk, dan adanya suara napas
ronnchi basah. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung sehingga dapat
mengakibatkan penekanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke
jaringan paru.
5. Asuhan Keperawatan
·
Untuk kasus hipovolemia adalah dirawat oleh rehidrasi dengan
larutan natrium yang tepat, kemudian
evaluasi klinis sesuai tanda dan
gejala , serta pengujian laboratorium, akan memungkinkan diagnosis cepat dan pengobatan yang tepat.
·
Untuk kasus dengan
edema paru, perawat harus melakukan observasi secara cermat bila memberikan
cairan intravena pada pasien yang mempunyai masalah jantung, sebab kelebihan
cairan pada kapiler paru terutama pada anak / bayi dan orang tua dapat
membahayakan. Pada pasien tua, elastisitas pembuluh darah menurun dan hanya
mampu menampung sedikit cairan. Kelebihan cairan ekstrasel dihubungkan denga
gagal jantung, sirosis hati dan kelainan ginjal. Pada kelebihan ekstrasel,
gejala yang sering ditmbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites,
kelopak mata membengkak, suara napas
ronnchi basah, penambahan berat badan secara tidak normal / sangat cepat, dan
nilai hemotokrit pada umumnya normal, akan tetepi menurun bila kelebihan cairan
akut.
Daftar Pustaka
1.
Berk,Lawrence.MD,PhD.,Rana,Sharon,PhD.2006.”Hypovolemia
and Dehydration
in the Oncology
Patient”.The Journal Of Supportive Oncology.Volume4
2. Agro,Felice
E, MD.2013.Body Fluid Management.Rome:
University School of Medicine Campus Bio-Medico of Rome
3. Hidayat,A.Aziz
Alimul.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Jilid 1.Jakarta:Salemba
Medika.